Mengenal dan Membeda: “Jeruk Minum Jeruk”
“ Sesungguhnya ditangan remaja maju mundurnya umat dan dipundaknya pula hidup dan matinya umat. (Mustafa Al-Gulayani). Kata bijak yang patut menjadi renungan teman-teman remaja untuk memberikan prestasi yang terbaik untuk umat dan agama. Sesungguhnya ditangan dan pundak remajalah kemajuan umat dan agama islam akan tercapai.
Masalah yang berkembang di era modern dan kebaratan terus berkembang semakin pelik dan kompleks. Masalah dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, bahkan yang ironis agamapun turut terlecehkan. Masalah yang menyita perhatian dan menarik bagi kalangan remaja adalah masalah perkawinan sejenis baik lesbi maupun homoseksual. Dimana masa usia remaja sedang mengalami masa pubertas yang lebih cenderung tertarik kepada lawan jenis, dan kini mendapati gejala aneh yang beredar di media massa, media sosial dan masyarakat tentang suka sesama jenis. Hal ini yang menarik untuk diselami lebih mendalam perihal homoseksual dan lesbi.
Tahun lalu media dihebohkan dengan pernikahan pasangan sesama jenis, masih terekam dengan jelas kejadian pernikahan sesama jenis antara laki-laki dengan laki-laki yang terjadi di Bali pada 16 September 2015 dan disusul pernikahan sesama jenis di Boyolali Jawa tengah pada 10 Oktober 2015. Serta pasangan lesbi banyak bermunculan dan mudah jumpai di media sosial. Kelompok ini sekarang mulai bermunculan dan mulai berani menampakkan identitasnya, yang semula sekitar 20 tahun yang lalu tidak berani yang menampakkna jati dirinya. Apalagi saat ini didukung oleh beberapa orang dan instansi yang menyuarakan dan memperjuangkan legalisasi homoseksual dan lesbi di Indonesia atas nama HAM.
Kita semua tahu bahkan sering melihat kejadian ketika ayam jago ingin menyalurkan hasratnya yang didatangi adalah ayam babon. Bukan sesama ayam jago, kenapa? Karena jika sesama ayam jago yang ditangi maka terjadi pertarungan, bahkan ayam jago sering bertarung gara-gara berebutan ayam babon. Ayam saja tahu kodrat pasangannya ini kok ada manusia yang nyeleweng, lebih hewani daripada ayam jago. Sungguh trenyuh melihat fenomena ini.
Para aktivis homoseksual melakukan berbagai propaganda untuk mengubah opini publik, agar homoseksual dipandang normal, tidak lagi dipandang sebagai kelainan tetapi dipandang “sehat”. Dengan itu, masyarakat akan menerima perilaku mereka sampai mendapatkan hak khusus, tunjangan, dan hak istimewa.
Puncak keberhasilan kampanye Lesbi Gay Biseksual Trangender (LGBT) di luar negeri, adalah ketika berhasil mengeluarkan homoseksual dari DSM (Diagnostic and Statistik Manual of mental Disorder). DSM-1 yang disusun pada tahun 1952 oleh APA (American Psychiatric Association) dan Edisi keduanya yang keluar pada tahun 1968, masih memasukkan Homoseksual sebagai penyimpangan seksual. Homoseksual pertama kali dikeluarkan pada tahun 15 Agustus 1973, yang kemudian diganti dengan istilah Ego-dystonic homosexuality pada DSM-III. Dukungan terhadap DSM menguat ketika pada 17 Mei 1990, WHO mencabut kata ‘homoseksualitas’dari International Classification of Diseases (ISD). Pada tahun 1994 APA mengeluarkan lagi DSM-IV, yang akhirnya direvisi kembali menjadi DSM-IV TR (teks revision) pada tahun 2000, yang seluruhnya sudah ditemukan sama sekali Homoseksualitas sebagai kelainan seksual.
Sayang sekali, sementara itu Indonesia sendiri yang mayoritas muslim- menolak homoseksual (LGBT)- dalam “Panduan Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa” PPGD III, sejak tahun 1993, telah memasukkan homoseks dan biseks sebagai varian seksual yang setara dengan heteroseks bukan gangguan psikologis. PPDGJ-III merujuk pada standard dan sistem pengkodean dari International Classification of Diseases (ICD-10) dan system multiaksis dari (Diagnostic and Statistik Manual of mental Disorders (DSM-IV).
Homoseksual yang dahulu dianggap sebagai penyimpangan, dengan normalisasi homoseksual oleh berbagai kalangan maka penerimaan kelompok homoseksual oleh masyarakat bergerak ke arah positif. Sehingga, dunia terbagi menjadi dua opini, kelompok Homoseksual dan kelompok Anti Homoseksual atau sering disebut dengan homofobia. Berlindung di balik isu HAM, kelompok menentang Homoseksual distigma sebagai Penindas HAM.
Jika kelompok homoseksual sudah dianggap normal, maka saat ini sedang terus diusahakan agar homofobia dimasukkan ke dalam daftar penyakit mental atau gangguan jiwa. Berbagai pihak, baik para pakar psikologi maupun aktivis HAM terus berusaha memasukkan homofobia sebagai satu bentuk Mental Illnes. Hal ini seperti berikut, ketika anda melihat orang gila dan anda mengatakan dia gila, maka orang gila tersebut akan ganti mengatakan anda gila dan perlu di masukkan ke rumah sakit jiwa. Lucu kan ??
Melihat fenomena di atas, perlu uapaya serius untuk membentengi masyarakat kita khususnya para remaja yang menjadi sasaran untuk mengalang suara dukungan pro Homoseksual. Semua elemen masyarakat baik, ulama, guru, LSM, tokoh masyarakat, organisasi kampus, LDK, media dan komunitas masyarakat perlu bersinergi menolak kehadiran para Homoseksual ini. Salah satu komunitas yang memiliki berkecimpung dibidang kesehatan adalah Pusat Informasi dan Konseling (PIK).
Pusat Informasi dan Konseling yang bergerak dibidang kesehatan dan reproduksi remaja serta bimbingan konseling memilki peran dan tanggung jawab untuk menyampaikan informasi tentang kelainan seksual yaitu homo dan lesbi. Mengapa para remaja yang menjadi sasaran PIK dalam mengkampanyekan jenis kelainan sexual ini?. Pertama, PIK sendiri bergerak dibidang kesehatan reproduksi remaja, sasaran dan target adalah remaja tingkat, SMP, SMA dan Mahasiswa perguruan tinggi. Kedua, remaja sebagai tonggak pembangunan dan harapan bangsa untuk melanjutkan perjuangan founding father bangsa Indonesia menjadikan manusia yang mulia dan beradab. Ketiga, memberikan informasi sejak dini untuk menyelamatkan remaja dari pengaruh kelompok yang pro homoseksual dan lesbi. Karena kelompok ini mulai menyebarkan pengaruh untuk mendukung dan mengakui keberadaan sebagai pasangan yang normal sebagaimana pasangan heteroseksual dikalangan Mahasiswa. Terbukti mahasiswa di perguruuan tinggi yang mengkampanyekan secara terang-terangan mendukung pasangan homoseksual dan lesbi untuk dilegalkan dan diakui di tengah masyarakat. Keempat, mengkampanyekan kepada remaja dan masyarakat bahwa homoseksual dan lesbian adalah salah satu bentuk kelainan seksual yang harus dikucilkan di tengah masyarakat agar tidak menyebarkan dan mempengarui masyarakat lebih luas. Kelima, menyampaikan kepada umat bahwa homoseksual adalah perbuatan paling keji yang dilakukan oleh kaum Nabi Luth, kemudian Allah mengazabnya dengan siksaan yang pedih.
Allah SWT menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Pasangan yang berlawanan, bukan yang sejenis. Misalnya, siang-malam, hitam-putih, besar-kecil, dan pria-wanita. Bukti lain kalau sejenis itu tidak enak, membuat sayur dengan bumbu cabe dan mrica gimana rasanya? Pedas sekali bukan, jelas tidak enak. Berbeda jikalau bumbunya heterogen, ada cabe, garam, bawang, dan penyedap rasa. Begitu juga dengan perkawinan perempuan-perempuan, laki-laki dengan laki-laki jelas tidak enak. Rasanya pedas seperti sayur berbumbu cabe.
Bagaimana Islam memandang homoseksual dan lesbian?. Al-Qur’an menjelaskan: “Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?. Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri. Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali isterinya; dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan). Dan Kami turunkan kepada mereka hujan (batu); maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang berdosa itu.” (Q.S. Al-A’raf: 80-84).
Rasulullah SAW juga menegaskan tentang kebejatan kaum Luth: “ Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan menimpa umatkan adalah perbuatan kaum Luth.” (HR at-Tirmidzi, al-Hakim, ibn Majah). Begitu jelas dan tegas pandangan Islam terhadap kaum homoseksual dan lesbian. Islam melarang perbuatan yang hewan pun tidak melakukan itu. Hewan saja merasa jijik mengawini sesamanya, Ini kok ada manusia melakukan perkawinan sejenis dan mengkampanyekan untuk dilegalkan, yang nantinya menyebabkan kepunahan manusia karena tidak beranak pinak.
EmoticonEmoticon